Dalam pembelajaran
imla`, khususnya untuk tingkat lanjut, sering terjadi
kesalahan-kesalahan dalam penulisan awalan, imbuhan dan akhiran kata.
Kesalahan dalam penulisan awalan kata berupa penulisan hamzah ziyadah
(tambahan) dan hamzah asli serta alif lam samsyiah. Penulisan imbuhan
berupa penambahan huruf pada wazan tertentu . kesalahan dalam akhiran
berupa kesalahan dalam penulisan ta` marbuthah` dan tanwin. Tulisan ini
menguraikan kesalahan-kesalahn yang umum terjadi dalam penulisan
hamzah, alif lam samsyiah, ta marbuthah dan tanwin.
|
||||||||||||||||||||||||||
A
|
Pendahuluan
|
|||||||||||||||||||||||||
Ada empat
keterampilan/mahârah yang hendaknya dikuasao dalam berbahasa Arab.
Keempat keterampilan/mahârah itu ialah, mahârah al-istima’, mahârah
kalâm, mahârah qirâ’ah dan mahârah kitâbah. Keempat mahârah
tersebut ditinjau dari segi kemampuan pengguna bahasa terbagi dua.
Pertama, kemampuan reseptif dan kemampuan produktif. Kemampuan
reseptif yaitu kemampuan mendengar dan membaca, sementara kemampuan
produktif yaitu kemampuan berbicara dan menulis. Seseorang yang
terampil dalam kemampuan reseptif disebut dengan berbahasa passif,
sementara kemampuan produktif disebut berbahasa aktif.
|
||||||||||||||||||||||||||
Keterampilan
berbahasa yang baik adalah secara aktif. Artinya dapat menggunakan
bahasa untuk mengungkapkan pikiran dan perasaan secara lisan dan
tulisan. Hanya saja, dalam kenyataannya, banyak guru Bahasa Arab
baru sebatas keterampilan berbahasa passif. Hal ini dilatar
belakangi oleh lembaga pendidikan tempat dimana belajar bahasa Arab
pertama kali. Ada Pesantren-pesantren yang hanya mengutamakan
penguasaan nahwu dan sharaf karena pembelajaran Bahasa Arab di
arahkan untuk menguasai teks-teks sumber-sumber agama Islam berupa
kitab-kitab kuning, sehingga penekanan materi Bahasa Arab di
fokuskan pada fahmul maqrû’. Ada pula pesantren yang mengutamakan
keterampilan berbahasa secara lisan, untuk dapat berkomunikasi dalam
Bahasa Arab dan tidak teralalu fokus pendalaman ilmu kebahasaan.
|
||||||||||||||||||||||||||
Latar belakang
yang berbeda dari guru-guru Bahasa Arab seperti diatas, menyebabkan
rendahnya kualitas pembelajaran Bahasa Arab di madrasah-madrasah, karena
Bahasa Arab tidak digunakan langsung dalam pembelajaran, tetapi
lebih banyak menggunakan bahasa ibu. Padahal seharusnya Bahasa Arab
sebagai bahasa asing harus sesering mungkin digunakan dalam kehidupan
sehari-hari. Ini semua akibat dari lemahnya keterampilan guru dalam
penguasaan Bahasa Arab secara aktif.
|
||||||||||||||||||||||||||
Lemahnya
keterampilan guru dalam berbahasa terutama keterampilan produktif,
mengakibatkan pembelajaran Bahasa Arab hanya fokus pada materi
qira’ah dan qowâid. Materi istima’, kalâm dan kitâbah jarang
tersampaikan dengan benar. Yang pada gilirannya, tuntutan
kurikulum yang seharusnya peserta didik dapat berkomunikasi dalam
berbahasa Arab secara aktif tidak tercapai.
|
||||||||||||||||||||||||||
Diantara
keempat keterampila berbahasa, keterampilan kitâbah/menulis jarang
dilatih dan diajarkan di madrasah-madrasah. Hal ini selain waktu yang
tersedian kurang memadai, keterampilan ini juga termasuk
keterampilan berbahasa paling sulit. Seseorang yang ingin menuangkan
ide dalam Bahasa Arab disamping menguasai kosa kata, struktur bahasa,
juga harus memiliki dzauq al-lughah (rasa bahasa) dan
keterampilan menuangkan pikiran dalam bahasa tulisan. Oleh karena
keterampilan menulis merupakan keterampilan tingkat tinggi dalam
berbahasa, sehingga tidak banyak penulis yang mampu menuangkan ide
secara langsung kedalam Bahasa Arab, kecuali dengan cara
penerjemahkan teks yang sudah ada kedalam Bahasa Arab, baik secara
manual, maupun bantuan perangkat lunak penerjemah yang sekarang ini
sudah mudah dilakukan melalui translate google.
|
||||||||||||||||||||||||||
Selain lemahnya
keterampilan dalam menuangkan ide-ide melalui tulisan, terdapat juga
kelemahan-kelamahan menulis secara teknik. Kelemahan secara teknik ini
tampak pada banyaknya kesalahan yang terjadi dalam penulisan
(imala’), padahal ini merupakan keterampilan dasar dalam menulis.
|
||||||||||||||||||||||||||
Tulisan ini membahasa tentang kesalahan-kesalahan yang umumnya terjadi pada saat pembelajaran menulis
|
||||||||||||||||||||||||||
B.
|
Pembahasan
|
|||||||||||||||||||||||||
1.
|
Membedakan Penulisan Hamzah Washal dan Hamzah Qatha’
|
|||||||||||||||||||||||||
Istilah hamzah sering
diidentikkan dengan alif padahal selalu sama. Alif itu sendiri ada
dua macam, yaitu alif yabîsah dan alif layyinah. Alif yabîsah
adalah huruf alif (tertentu) yang menerima harakat. Huruf alif ini
distilahkan dengan hamzah, sementara alif layyinah adalah huruf
alif yang tidak menerima harakat (Abdussalam:1993, hal.7). Dan ini
diistilahkan dengan alif.
|
||||||||||||||||||||||||||
Alif yabîsah (hamzah)
terdapat di awal, tengah dan akhir kata. Diawal kata seperti ; أعطي,
أخذ, أكل , ditengah kata seperti; سأل, لئم dan di akhir kata
seperti نبأ, قرأ..
|
||||||||||||||||||||||||||
Alif layyinah yaitu alif yang tidak menerima harakat seperti alif pada kata قال, دعا, رمى .
|
||||||||||||||||||||||||||
Hamzah itu sendiri terbagai kepada enam macam:
|
||||||||||||||||||||||||||
Pertama, hamzah ashli, yaitu
hamzah yang terdapat dalam struktur kata seperti hamzah pada kata أب,
أم, أخت, إنَّ, إنْ, إذا . kedua, hamzah muhkbir ‘an nafsihi, yaitu
hamzah yang terdapat di awal fi’il mudhâri’ seperti, أكتب, أقرأ,
أحسن . ketiga, hamzah istifham seperti
|
||||||||||||||||||||||||||
أتكون من الفائزين ؟
. Keempat, hamzah nida’, seperti أعبد الله ! . kelima hamzah washal
dan keenam hamzah fahsal ( qatha’’) . (al-Ghalayani (1986): hal.
140-141, juz: II). Kedua hamzah ini akan dibahas sebagaimana berikut
ini:
|
||||||||||||||||||||||||||
1) Penulisan Hamzah Washal
|
||||||||||||||||||||||||||
Dinamai dengan hamzah washal,
karena berfungsi untuk untuk memudahkan bacaan huruf sukun (mati)
diawal kata , seperti alif pada المحسن . Hamzah washal ditulis dan
dilafalkan. Apabila didahului oleh huruf atau kata sebelumnya, maka
dia ditulis tetapi tidak dilafalkan, seperti بالمحسن واستعن, باسم
الله , dan sebagainya.
|
||||||||||||||||||||||||||
Adapun tempat-tempat yang terdapat hamzah washal ialah:
|
||||||||||||||||||||||||||
a) Asama’ al ‘asyarah seperti :
|
||||||||||||||||||||||||||
اسم ، ابن ، ابنة ، ابنم ، امرؤ ، امرأة ، اثنان ، اثنتان ، ايم الله ، است
|
||||||||||||||||||||||||||
(Abdussalam:1993, hal.66-67)
|
||||||||||||||||||||||||||
Khusus alif dalam kata
ابن dibuang apabila berada pada dua nama, seperti عثمان بن عفان.
(Mamlakah al-su’diyah: 2004, hal. 44.
|
||||||||||||||||||||||||||
b) Kata kerja (fi’il) seperti:
|
||||||||||||||||||||||||||
Fi’il mâdhi, amar dan
mashdar dari yang lima huruf (khumasiy) dan enam huruf (sudasiy),
fi’il mâdhi seperti: انتصر انتهى ، استعان ، استعمل. Dalam fi’il amar
seperti: انتصر ، انته ، استعن ، استعمل
|
||||||||||||||||||||||||||
Dalam mashdar, seperti; انتصاراً ، انتهاءً ، استعانةً ، استعمالاً .
|
||||||||||||||||||||||||||
c) Fi’il amar dari yang tiga huruf (tsulatsi), seperti;
|
||||||||||||||||||||||||||
ارسم ، اكتب ، اجلس.
|
||||||||||||||||||||||||||
d) Hamzah apabila bersambung, seperti;
|
||||||||||||||||||||||||||
الكتاب ، الصدق.
|
||||||||||||||||||||||||||
2) Penulisan hamzah qatha’
|
||||||||||||||||||||||||||
Sesuai dengan namanya,
Hamzah qatha’ (terputus), artinya dia menjadi bagian dari kata itu
sendiri dan terpisah dari kata sebelumnya.
|
||||||||||||||||||||||||||
Hamzah qatha’ ditandai dengan
menulis “ﺀ “ diatas alif ketika fathah dan dhammah (ﺃ) dan dibawah
alif ketika kasrah (ﺇ) . hamzah qatha ditulis dan dibaca ketika bendiri
sendiri dan bersambung. (Abdussalam:1993, hal.66)
|
||||||||||||||||||||||||||
Hamzah qatha’ terdapat pada isim, kata fi’il (kata kerja dan huruf.
|
||||||||||||||||||||||||||
a) Hamzah pada isim , semua
hamzah yang terdapat pada semua nama, isim rawâbith , isim
syartiah yang berawalan hamzah seperti;
|
||||||||||||||||||||||||||
إبراهيم ، أحمد ، أنا ، أنت ، إذا
|
||||||||||||||||||||||||||
b) Hamzah pada fi’il (kata kerja)
|
||||||||||||||||||||||||||
1) Fi’il mâdhi yang terdiri dari empat huruf (ruba’i), termasuk fi’il amar dan masdharnya, seperti:
|
||||||||||||||||||||||||||
أكرم , أكرْم , إكرام ، أحسن , أحْسن , إحسان
|
||||||||||||||||||||||||||
أعطى , أعْط , إعطاء ، أنشأ , أنْشئ , إنشاء
|
||||||||||||||||||||||||||
2) Fi’il mudhâri’
|
||||||||||||||||||||||||||
Semua fi’il mudhâri’ mahmûz awal ( yang berawalan hamzah), seperti;
|
||||||||||||||||||||||||||
أستعملُ , أستعينُ , أنعطفُ , أستشيرُ , أتعلمُ ، أكرمُ , أحسنُ , أكتبُ , أجلسُ
|
||||||||||||||||||||||||||
c) Hamzah pada huruf, seperti;
|
||||||||||||||||||||||||||
إلى , إنما, إنَّ , أنَّ , إنْ , أن , إذ ما
|
||||||||||||||||||||||||||
“ال “ (alif
lam) isim maushul seperti, القادم ، القائل ، الضارب , selain
“ال “ (alif lam) ma’rîfat saat bersambung dengan isim (kata benda).
|
||||||||||||||||||||||||||
2.
|
Membedakan Penulisan Alif Maqshûrah dan Alif Mamdûdah
|
|||||||||||||||||||||||||
Penulisan alif diakhir kata
sering terjadi kesalahan, karena alif tersebut dari segi
pengucapan sama tetapi dari segi penulisan berbeda. Ada yang ditulis
dalam bentuk alif (ا )sebagaimana lazimnya, ada yang ditulis dalam
bentuk ya ( ى ) dan adapula dalam bentuk (اء ). Banyak terjadi kesalahan
karena ketiga-tiganya sama-sama terdengar dalam bentuk suara ‘A’.
|
||||||||||||||||||||||||||
Dalam hal ini, Saudara
hendaknya dapat membedakan penulisan alif tersebut dengan cara
mengetahui kapan alif ditulis dalam bentuk
|
||||||||||||||||||||||||||
(ا ) dan kapan pula ditulis dalam bentuk ya ( ى ).
|
||||||||||||||||||||||||||
1) Penulisan Alif Maqshûrah
|
||||||||||||||||||||||||||
Alif maqsûrah adalah alif yang
terdapat diakhir isim mu’rab (yang menerima i’rab) . Alif ini tidak
asli, ada karena perubahan dari و seperti عصا , perubahan dari ي
seperti فتى dan adapula tambahan untuk penanda ta’nits seperti حبلى,
ذكرى, عطشى . (al-Ghalayani : 1986, hal. 102, Juz I)
|
||||||||||||||||||||||||||
Cara penulisan alif Maqshûrah;
|
||||||||||||||||||||||||||
a) Apabila terdapat “alif”
pada huruf yang keempat atau lebih diakhir kata isim (kata benda) dan
fi’il (kata kerja), ditulis dalam bentuk ya ( ى ) tanpa titik,
seperti;
|
||||||||||||||||||||||||||
يحيى , يسعى ، تولى , استعلى , كبرى , منتدى , مستشفى
|
||||||||||||||||||||||||||
استقوى,ـ أعطى, أغنى , منتهى , مرتضى , ليلى , ذكرى
|
||||||||||||||||||||||||||
Tanpa memandang apakah ia
berasal dari “ya” atau “alif”. Sementara apabila sebelumnya huruf
‘ya”, maka ditulis dalam bentuk “alif”, seperti ;
|
||||||||||||||||||||||||||
دنيا ـ يحيا ـ خطايا ـ استحيا.
|
||||||||||||||||||||||||||
b) Apabila “alif” tersebut
datang pada huruf ketiga, terlebih dahulu dilihat asalnya. Alif
yang asalnya dari “waw” (و ) atau tidak jelas asalnya, maka ditulis
dalam bentuk “alif”. Seperti:
|
||||||||||||||||||||||||||
عصا , ذرا , خطا , غزا , دنا , مشى , هدى , سعى , جرى
|
||||||||||||||||||||||||||
عدا, دعا, عفا , علا , ذرا
|
||||||||||||||||||||||||||
c) Apabila berasal dari ”ya”; maka ditulis dalam bentuk “ya” tanpa titik, seperti;
|
||||||||||||||||||||||||||
قضى, فتى , رحى , رمى , مُدى
|
||||||||||||||||||||||||||
Untuk mengetahui asal alif
tersebut, dapat dilakukan dengan men “tatsniyah” kan (dibuat kedalam
bentuk dua) apabila dalam bentuk mufrad (tunggal) , misalnya :
|
||||||||||||||||||||||||||
عصا - رحى ، عصوان – رحيان
|
||||||||||||||||||||||||||
Sementara apabila dalam bentuk jama’, dikembalikan kepada bentuk mufrad, seperti;
|
||||||||||||||||||||||||||
ذرا - مُدى ، ذروة - خطا ، مدية – خطوة
|
||||||||||||||||||||||||||
Apabila dalam bentuk fi’il, dapat diubah kepada bentuk fi’il mudhâri’, seperti;
|
||||||||||||||||||||||||||
غزا - يغزو ، دعا - يدعو ، رمى - يرمى
|
||||||||||||||||||||||||||
2) Penulisan Alif mamdûdah
|
||||||||||||||||||||||||||
Alif mamdûdah adalah alif
tambahan pada isim (kata benda) seperti السماء, الصحراء . Alif
mamdûdah ada yang berasal dari “waw” seperti سماء berasal dari سماو
. ada yang berasal dari “ya” بناَّء, مشَّاء berasal dari بنايٌ ,
مشايٌ. Ada juga tambahan sebagai pertanda untuk ta’nits (pr) seperti
حسناء , حمراء .( al-Ghalayani: hal 105, juz II)
|
||||||||||||||||||||||||||
3.
|
Membedakan Penulisan Ta Marbuthah dan Ta Maftûhah
|
|||||||||||||||||||||||||
1) ”Ta’ ” marbûthah (ة/ـة )
|
||||||||||||||||||||||||||
Disebut marbuthah (terikat)
karena bentuknya seperti tali yang diikatka.”Ta” marbuthah (ة/ـة )
dibaca ’ta’ ketika berharakat ketika bersambung dan dibaca ـه (ha)
ketika waqaf (berhenti), seperti;
|
||||||||||||||||||||||||||
مكة المكرمة . Ta’ ini menerima harakat fathah, kasrah dan dhammah.
|
||||||||||||||||||||||||||
”Ta’ ” marbuthah (ة/ـة ) terdapat pada tempat-tempat sebagai berikut:
|
||||||||||||||||||||||||||
a) Diakhir jama’ taksîr yang bentuk mufradnya tidak berakhiran “ta’ ”, seperti;
|
||||||||||||||||||||||||||
عراة , سعاة , قضاة, هداة.
|
||||||||||||||||||||||||||
b) Diakhir sebagian nama-nama laki-laki, seperti;
|
||||||||||||||||||||||||||
معاوية, عبيدة , عميرة, حمزة , أسامة , عطية .
|
||||||||||||||||||||||||||
c) Diakhir sebagian nama non Arab, seperti;
|
||||||||||||||||||||||||||
الإسكندرية , الإبراهيمية , سومطرة , أفريقية , أنقرة, البيزنطية , الرومية , اليونانية.
|
||||||||||||||||||||||||||
d) Sebagian kata yang diperbolehkan waqaf (berhenti) padanya, seperti;
|
||||||||||||||||||||||||||
ثمة- وثمت ، ولاة -ولات .
|
||||||||||||||||||||||||||
2) Ta’ maftûhah (ت)
|
||||||||||||||||||||||||||
Disebut maftûhah (terbuka)
karena bentuknya terbuka. Ta’ maftûhah (ت) atau disebut juga ta
mabsûthah . Ta’ maftûhah (ت) dibaca dan ditulis dalam bentuk huruf
aslinya. “Ta” ini menerima syakal fathah, kasrah, dhammah dan sukun.
|
||||||||||||||||||||||||||
Ta’ maftûhah (ت) terdapat pada tempat-tempat sebagaimana berikut:
|
||||||||||||||||||||||||||
a) Terdapat diakhir fi’il
(kata kerja). Ada yang memang asli dari kata dasarnya, seperti;
بَاتَ, مَاتَ , ada sebagai tanda ta’nits, seperti; كَتَبَتْ,
جَلَسَتْ, أَكَلَتْ dan adapula “ta’ ” pengganti fa’il (pelaku),
seperti; سَافَرْتُ, رَسَمْتَ, اِسْتَحْمَمْتِ .
|
||||||||||||||||||||||||||
b) Diakhir semua jama’ muannats salim, seperti;
|
||||||||||||||||||||||||||
مُعَلِّمَاتٌ, طَالِبَاتٌ, صَائِمَاتٌ
|
||||||||||||||||||||||||||
c) Diakhir isim tsulatsi yang sukun ditengahnya dan bentuk jama’nya, seperti;
|
||||||||||||||||||||||||||
بَيْتٌ – اَبْيَاتٌ, قُوْتٌ-اَقْوَاتٌ, حُوْتٌ-اَحْوَاتٌ, صَوْتٌ-اَصْوَاتٌ, مَيْتٌ اَمْوَاتٌ.
|
||||||||||||||||||||||||||
d) Diakhir isim mufrad mudzakkar, seperti;
|
||||||||||||||||||||||||||
نحّات , حوّات , عتليت, عصمت , جودت , رفعت , رأفت.
|
||||||||||||||||||||||||||
e) Dikahir sebagian huruf, seperti;
|
||||||||||||||||||||||||||
ليت , لات , ثُمّت , ثَمّت , ربّت , لعلّت
|
||||||||||||||||||||||||||
f) Diakhir dhamîr mufrad munfashil dan mufrad mu’nnats mukhatab, seperti;
|
||||||||||||||||||||||||||
اَنْتَ, اَنْتِ
|
||||||||||||||||||||||||||
4.
|
Menghindari Kesalahan Penulisan Alif lam Syamsyiah
|
|||||||||||||||||||||||||
Alif lam (ال ) syamsiyah pada
prinsipnya berfungsi untuk ma’rîfah , hanya dalam penulisan muncul
istilah syamsyiah karena Alif lam (ال ) tersebut tidak diucapkan
sekalipun dalam tulisan tetap ada. Alif lam (ال ) disebut
syamsyiah apabila dia mendahului huruf-huruf seperti;
|
||||||||||||||||||||||||||
ت, ث, د, ,ذ, ر, ز, س, ش, ص, ض,ط, ظ, ل, م , ن.
|
||||||||||||||||||||||||||
Alif lam (ال ) apabila bertemu dengan huruf tersebut tetap ditulis sekalipun tidak dibaca.
|
||||||||||||||||||||||||||
|
||||||||||||||||||||||||||
Mengapa dalam modul ini
sengaja di bahas, karena sering terjadi kesalahan dalam kitâbah,
seharusnya tetap menambahkan alif lam, tetapi tidak ditulis karena
di kira sudah diidghamkan kedalam huruf sesudahnya. Misalnya dalam
menulis لغة dengan Alif lam (ال ), seharusnya ditulis اللغة sekalipun
tidak dibaca. Kesalahan yang sering terjadi cukup dengan
menambah alif (ا ) pada لغة sehingga ditulis الغة . Untuk
menghindari kesalahan penulisan, alif lam syamsiyah tetap ditulis
pada kata yang berawalan lam ( لـ ), seperti;
|
||||||||||||||||||||||||||
لقمة- اللقمة ، لظى - اللظى ، لجام - اللجام ، لب - اللب ، لون - اللون ، لوح – اللوح
|
||||||||||||||||||||||||||
Untuk lebih jelas, perhatikan oleh Saudara contoh-contoh berikut ini:
|
||||||||||||||||||||||||||
1 ـ يتغدى الأطفال على اللبن الطبيعي .
|
||||||||||||||||||||||||||
2 ـ كثرة اللحوم الدسمة تؤثر على القلب .
|
||||||||||||||||||||||||||
3 ـ ينصح الأطباء بشرب عصير الليمون لما فيه من فوائد .
|
||||||||||||||||||||||||||
4 ـ ينبغي على الإنسان أن يعطي جسمه حقه من النوم في الليل .
|
||||||||||||||||||||||||||
5 ـ أمر القاضي بجلد اللص عشرين جلدة .
|
||||||||||||||||||||||||||
6 ـ تتفتح أزهار اللوز في فصل الربيع .
|
||||||||||||||||||||||||||
5.
|
Menghindari Kesalahan Penulisan Tanwîn Nashab
|
|||||||||||||||||||||||||
Tanwîn adalah nun mati
ziyâdah (tambahan) yang dimasukkan di akhir isim hanya dalam pelafalan
saja, tidak dalam bentuk tulisan. (al-Ghalayani: 1986, hal. 10 Juz
I). Sebagai pengganti nun mati tersebut diganti dengan tanda dua
fathah (ــً) pada posisi manshûb , dua tanda dhammah (ــٌ) pada
posisi marfû’ dan a dua tanda kasrah (ــٍ ) pada posisi majrûr.
|
||||||||||||||||||||||||||
Contohnya seperti;
|
||||||||||||||||||||||||||
|
||||||||||||||||||||||||||
Beberapa hal yang perlu diperhatikan dalam penulisan tanwin nashab:
|
||||||||||||||||||||||||||
1) Apabila sebuah kata
diakhiri dengan ta’ marbûthah, penulisan tanwin nashab tidak
menambah alif di akhir kata. Tanwîn cukup di tulis di akhir kata
tersebut, misalnya;
|
||||||||||||||||||||||||||
أعطاني والدي هديةً قيمةً
|
||||||||||||||||||||||||||
واشترى أخي كراسةً جميلةً
|
||||||||||||||||||||||||||
2) Apabila sebuah kata
berakhiran alif Maqshûrah baik dalam bentuk “alif” (ا ) maupun “ya ”
(ى), tanwîn langsung ditulis diatas alif, seperti;
|
||||||||||||||||||||||||||
حملت عصاً , ومشيت خطاً , وكلمت فتىً , ولم تضع جهودهم سدىً.
|
||||||||||||||||||||||||||
3) Tanwîn nashab ditulis diatas alif ziyâdah (tambahan). Contohnya;
|
||||||||||||||||||||||||||
مكثت في مكة أسبوعًا, ويملك والدي بيتًا واسعًا ,
|
||||||||||||||||||||||||||
زرت بلدًا بعيدًا , وكان عملك إنجازًا كبيرًا.
|
||||||||||||||||||||||||||
C.
|
Penutup/kesimpulan
|
|||||||||||||||||||||||||
Untuk menghindari kesalahan
yang sering terjadi dalam pembelajaran kitâbah perlu diperhatikan
penulisan beberapa kata, seperti penulisan hamzah, tanwîn, alif
Maqshûrah, alif mamdûdah ta’ marbûthah, dan tanwîn nashab.
|
||||||||||||||||||||||||||
Hamzah washal adalah alif
diawal kata yang berfungsi mempermudah bacaan di awal kata. Hamzah
washal hanya ditulis tapi tidak dibaca. Apabila bersambung dengan
kata yang lain, hamzah washal dibuang. Hamzah ini terdapat pada isim
tertentu, fi’il mâdhi, fi’il amar dan mashdar dari khumasiy dan
sudatsiy. Hamzah qatha’ adalah hamzah diawal kata yang ditulis dan
dibaca. Hamzah qatha’ terdapat pada fi’il mâdhi ruba’i, semua
fi’il mudhâri’ mahmûz awal ( yang berawalan hamzah) dan huruf yang
berawalan hamzah.
|
||||||||||||||||||||||||||
Alif Maqshûrah adalah alif yang
ditulis dalam bentuk alif atau ya. Ditulis dalam bentuk alif apabila
terletak pada kata yang terdiri dari tiga huruf kebawah dan alif
yang berasal dari waw. Ditulis dalam bentuk ya apabila pada huruf ke
empat. Alif dalam bentuk ya ditulis tanpa titik. Alif mamdûdah
adalah alif tambahan pada isim. Dapat juga berfungsi sebagai tanda
ta’nîts.
|
||||||||||||||||||||||||||
Ta marbûthah adalah ta’ yang
yang dibaca dengan ha apabila dalam kondisi waqaf (berhenti). Ta
maftûhah adalah ta’ yang terdapat dalam kata asli, isim dhomîr pada
fi’il, tanda ta’nîts pada jama’ muannats sâlim, diakhir isim tsulasi
yang sukun tengahnya, isim mufrad muzakkar dan diakhir sebagian
huruf.
|
||||||||||||||||||||||||||
Alif lam syamsiyah adalah alif
lam ta’rîf. Alif lam syamsiyah tetap ditulis apabila bertemu dengan
huruf syamsiyah sekalipun tidak dibaca.
Situs Bisnis:
Jasa SEO SemarangJasa Pembuatan Website SemarangKerajinan TembagaService AC Semarang |
Selasa, 26 Agustus 2014
MENGHINDARI KESALAHAN BAGI PESERTA DIKLAT GURU BAHASA ARAB
Langganan:
Posting Komentar (Atom)
Tidak ada komentar:
Posting Komentar